Nama : I Putu Dedy Ardana Putra
Nim : 1605551104
Mata Kuliah : Aplikasi Sosial Media
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama
Teknologi Informasi/ Fakultas Teknik/Universitas Udayana
Paradigma Jaringan Dalam Social Network dan Social Media
Social media dan social network sudah meresap ke dalam kehidupan masyarakat di era digital ini. Oleh karena itu semua orang pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya social media dan social network, tetapi apakah semua orang sudah mengetahui teknologi yang digunakan dalam social media dan social network ?.
Ada banyak teknologi yang digunakan dalam social media dan social network seperti komputasi paralel/terdistribusi, pemrograman, database, keamanan, paradigma jaringan, dan teknologi - teknologi pelengkap lainnya. Namun kita tidak akan membahas semua teknologi – teknologi tersebut, karena pada kesempatan ini kita akan membahas tentang paradigma jaringan dalam social media dan social network.
Ada dua macam paradigma jaringan yaitu client – server dan peer to peer (P2P). Saat ini sebagian besar aplikasi jejaring sosial (social network) menggunakan model client – server karena kesederhanaan desain dan kontrolnya. Namun tidak semua atau secara menyeluruh aplikasi social network menggunakan model client – server, Facebook contohnya baru – baru ini mengembangkan fitur peer to peer payment pada layanan messaging nya, selain itu contoh aplikasi social network yang berbasis peer to peer adalah Skype dan Maze. berikut adalah penjelasan tentang client – server dan peer to peer
A. Client – Server
Client – server adalah sistem jaringan yang menghubungkan komputer client dan komputer server. Dalam model client – server mengenal adanya client dan server, dimana masing – masing memiliki fungsi yang berbeda. Berikut adalah komponen dasar dari model client – server.
1.
Client
Client adalah
terminal yang digunakan oleh pengguna untuk meminta layanan tertentu yang diinginkan.
Terminal client dapat berupa PC, ponsel, Komunikator, robot, televisi dan
perlatan lain yang membutuhkan informasi. Client memiliki karakteristik aktif,
mengirim request, menunggu dan menerima balasan respon dari server.
2.
Server
Server merupakan
komputer khusus yang menyediakan layanan tertentu kepada client. Secara
umum, server berperan menerima pesan permintaan layanan dari client, memproses
permintaan tersebut dan mengirimkan hasil permintaan kepada client. Server memiliki
karakteristik pasif, menunggu request, menerima request, memproses request dan
mengirimkan respon.
3.
Middleware
Middleware merupakan komponen perantara yang menghubungkan client dan server, sehingga dapat terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Middleware
ini dapat berupa Transaction Monitor /TP.
Remote Procedure Call atau Object Request Broker/ORB.
Cara
Kerja Client Server
Setiap aktifitas yang diinginkan oleh pengguna diproses terlebih dahulu oleh komputer client. Client akan menangani proses yang merupakan tugasnya. Kemudian jika ada proses
yang harus melibatkan data yang
tersimpan di server, client
akan mengirim permintaan (request)
kepada server. Setelah server menerima
permintaan dari
client, maka server akan memproses permintaan tersebut dan memberikan respon
sesuai permintaan client. Namun jika permintaan dari client tidak ada atau
tidak dapat diproses maka server akan merespon dengan mengirimkan pesan – pesan
eror yang memiliki arti tertentu.
Arsitektur Client-Server
Arsitektur Client-server biasanya terdiri
dari; aplikasi server; database server dan client PC. Dalam client-server
terdapat dua arsitektur utama yaitu 2-tier architectur dan 3-tier architectur.
1.
2-Tier Architectur
2-tier architectur hanya melibatkan database server dan client PC. Pada
2-tier architectur, pengguna akan menjalankan aplikasi di PC(client), yang
terhubung dengan server melalui sebuah jaringan ke server. Aplikasi client menjalankan
coding dan business logic, dan kemudian memunculkan keluaran (output) kepada pengguna. Arsitektur jenis ini juga biasa disebut thick client.
2.
3-Tier Architectur
Pada 3-tier architectur melibatkan client PC, server database
dan server aplikasi. 3-tier
architectur dapat diperluas menjadi n-tier architecutre yang mana
akan melibatkan lebih banyak aplikasi server. Pada 3-tier architectur, client berisi presentasi logika saja, dimana
coding dan sumberdaya yang diperlukan oleh client lebih sedikit.
Jenis – Jenis Client Server.
1.
File server : adalah layanan yang menyediakan akses disk bersama, yaitu penyimpanan
file bersama.
2.
Database server : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan
server berupa pengolahan dan penyajian data berdasarkan perintah terstruktur (query) yang diberikan client.
3.
Server transaksi : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan
server berupa hasil sistem operasi dari sekelompok perintah terstruktur yang
diberikan client.
4.
Groupware server : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan
server adalah penyimpanan,
pengelolaan dan penyebaran informasi
antar pengguna dalam
jaringan, misalnya teks, gambar, surat dan ruang diskusi
5.
Server Objek : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan server
berbentuk objek. Dalam jaringan ini, client dan server berkomunikasi melalui
objek-objek yang dimiliki client dan server.
6.
Web Server : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan server
berupa pengelolaan dan pemakaian bersama dokumen-dokumen yang saling terhubung.
Kelebihan Client Server
1.
Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih terkontrol karena terdapat
administrator jaringan.
2.
Pengaksesan data lebih tinggi karena penyediaan dan pengelolaan fasilitas
jaringan dilakukan oleh komputer server. Dan komputer server tidak terbebani
dengan tugas lain sebagai Workstation.
3.
Sistem backup data lebih baik, karena backup data dapat dilakukan terpusat
di komputer server. Apabila data pada komputer client/Workstation mengalami
masalah atau kerusakan masih tersedia backup pada komputer server
Kekurangan
Client Server
1.
Biaya mahal karena menggunakan komputer yang memiliki kemampuan tinggi yang
bertugas sebagai server.
2.
Apabila komputer server mengalami gangguan maka jaringan akan terganggu.
B. Peer
to Peer (P2P)
Peer to Peer (P2P) adalah model jaringan alternatif
dari model client-server. Pada sistem P2P menggunakan model
desentralisasi dimana setiap komputer dapat berperan sebagai client dan server
pada waktu yang bersamaan. Syarat untuk Peer to Peer (P2P) di internet adalah
tersedianya sebuah koneksi software P2P. Contoh software P2P antara lain adalah BearShare, Kazaa, Morpheus dan Limewire.
Peer to peer menggunakan model terdesentralisasi dimana
setiap komputer di istilahkan sebagai ‘peer’. Dimana setiap peer dapat
berfungsi sebagai client maupun server dalam waktu bersamaan. Setiap peer mampu
melakukan permintaan (request) ke
peer lainnya, dan pada waktu yang bersamaan merespon permintaan yang dari peer lainya
pada jaringan. Hal ini berbeda dengan model jaringan client-server dimana cleint
hanya mengirim permintaan ke server dan menunggu balasan dari server. Selai itu
P2P memiliki karakteristik lain, yaitu kemampuan yang diistilahkan fault-tolerance. Ketika sebuah peer
mengalami masalah atau terputus dari jaringan, aplikasi P2P akan melanjutkan
dengan menggunakan peer lain.
Klasifikasi
Jaringan Peer to Peer (P2P)
Jaringan P2P bisa diklasifikasi menjadi dua tipe yaitu
jaringan P2P murni dan jaringan P2P hibrid. Pada jaringan P2P murni, semua peer
yang berpartisipasi sama, dan setiap peer memainkan peran client dan server. Sistem
tidak bergantung pada server pusat untuk membatu pengendalian, koordinasi, atau
menangani pertukaran data antar peer. Contoh layanan yang mengunakan model P2P murni adalah Gnutella dan Freenet.
Pada jaringan P2P hibrid, terdapat server pusat untuk
menjalankan beberapa fungsi administratif untuk memfasilitasi layanan P2P. Contohnya
adalah dalam Napster, sebuah server membantu peer untuk “mencari file tertentu dan
menginisiasi transfer langsung antara client”. Hanya sebuah katalog ketersediaan
file saja yang disimpan pada server, sementara file sebenarnya bersebaran di
setiap peer pada jaringan. Contoh lainnya adalah BiTorrent (BT), dimana server
pusat diberi nama “tracker” membantu mengkoordinasi
komunikasi antar peer BT untuk menyelesaikan proses pengunduhan.
Perbedaan utama antara dua tipe jaringan P2P adalah jika
jaringan P2P hibrid memiliki sebuah server pusat yang melakukan beberapa
fungsi administratif, sementara dalam jaringan P2P murni tidak ada yang namanya server pusat. Dibandingkan arsitektur P2P hibrid, arsitektur P2P murni
lebih sederhana dan memiliki fault
tolernace yang lebih tinggi. Namun disisi lain P2P hibrid memerlukan lebih
sedikit sumberdaya jaringan dan lebih scalable dari P2P murni.
Kelebihan
jaringan Peer to Peer (P2P)
1.
Semua komputer yang terhubung dengan jaringan memiliki hak yang sama
2.
Biaya lebih murah karena tidak memerlukan adanya sebuah komputer server.
3.
Kelancaran jaringan tidak bergantung pada komputer server.
Kekurangan
Jaringan Peer to Peer (P2P)
1.
Pemecahan masalah jaringan lebih rumit, karena pada tipe jaringan P2P
setiap komputer yang terhubung memungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi
yang ada.
2.
Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing peer, sehingga
keamanan pada jaringan P2P lebih rentan.
3.
Data tersebar pada masing – masing peer, maka backup data harus dilakukan
pada masing – masing peer.
Referensi
http://ufdcimages.uflib.ufl.edu/UF/E0/04/66/37/00001/ST_JUSTE_P.pdf
MADCOMS.2010. Sistem Jaringan Komputer untuk Pemula. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Nama : I Putu Dedy Ardana Putra
Nim : 1605551104
Mata Kuliah : Aplikasi Sosial Media
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama
Teknologi Informasi/ Fakultas Teknik/Universitas Udayana
Paradigma Jaringan Dalam Social Network dan Social Media
Social media dan social network sudah meresap ke dalam kehidupan masyarakat di era digital ini. Oleh karena itu semua orang pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya social media dan social network, tetapi apakah semua orang sudah mengetahui teknologi yang digunakan dalam social media dan social network ?.
Ada banyak teknologi yang digunakan dalam social media dan social network seperti komputasi paralel/terdistribusi, pemrograman, database, keamanan, paradigma jaringan, dan teknologi - teknologi pelengkap lainnya. Namun kita tidak akan membahas semua teknologi – teknologi tersebut, karena pada kesempatan ini kita akan membahas tentang paradigma jaringan dalam social media dan social network.
Ada dua macam paradigma jaringan yaitu client – server dan peer to peer (P2P). Saat ini sebagian besar aplikasi jejaring sosial (social network) menggunakan model client – server karena kesederhanaan desain dan kontrolnya. Namun tidak semua atau secara menyeluruh aplikasi social network menggunakan model client – server, Facebook contohnya baru – baru ini mengembangkan fitur peer to peer payment pada layanan messaging nya, selain itu contoh aplikasi social network yang berbasis peer to peer adalah Skype dan Maze. berikut adalah penjelasan tentang client – server dan peer to peer
A. Client – Server
Client – server adalah sistem jaringan yang menghubungkan komputer client dan komputer server. Dalam model client – server mengenal adanya client dan server, dimana masing – masing memiliki fungsi yang berbeda. Berikut adalah komponen dasar dari model client – server.
1.
Client
Client adalah
terminal yang digunakan oleh pengguna untuk meminta layanan tertentu yang diinginkan.
Terminal client dapat berupa PC, ponsel, Komunikator, robot, televisi dan
perlatan lain yang membutuhkan informasi. Client memiliki karakteristik aktif,
mengirim request, menunggu dan menerima balasan respon dari server.
2.
Server
Server merupakan
komputer khusus yang menyediakan layanan tertentu kepada client. Secara
umum, server berperan menerima pesan permintaan layanan dari client, memproses
permintaan tersebut dan mengirimkan hasil permintaan kepada client. Server memiliki
karakteristik pasif, menunggu request, menerima request, memproses request dan
mengirimkan respon.
3.
Middleware
Middleware merupakan komponen perantara yang menghubungkan client dan server, sehingga dapat terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Middleware
ini dapat berupa Transaction Monitor /TP.
Remote Procedure Call atau Object Request Broker/ORB.
Cara
Kerja Client Server
Setiap aktifitas yang diinginkan oleh pengguna diproses terlebih dahulu oleh komputer client. Client akan menangani proses yang merupakan tugasnya. Kemudian jika ada proses
yang harus melibatkan data yang
tersimpan di server, client
akan mengirim permintaan (request)
kepada server. Setelah server menerima
permintaan dari
client, maka server akan memproses permintaan tersebut dan memberikan respon
sesuai permintaan client. Namun jika permintaan dari client tidak ada atau
tidak dapat diproses maka server akan merespon dengan mengirimkan pesan – pesan
eror yang memiliki arti tertentu.
Arsitektur Client-Server
Arsitektur Client-server biasanya terdiri
dari; aplikasi server; database server dan client PC. Dalam client-server
terdapat dua arsitektur utama yaitu 2-tier architectur dan 3-tier architectur.
1.
2-Tier Architectur
2-tier architectur hanya melibatkan database server dan client PC. Pada
2-tier architectur, pengguna akan menjalankan aplikasi di PC(client), yang
terhubung dengan server melalui sebuah jaringan ke server. Aplikasi client menjalankan
coding dan business logic, dan kemudian memunculkan keluaran (output) kepada pengguna. Arsitektur jenis ini juga biasa disebut thick client.
2.
3-Tier Architectur
Pada 3-tier architectur melibatkan client PC, server database
dan server aplikasi. 3-tier
architectur dapat diperluas menjadi n-tier architecutre yang mana
akan melibatkan lebih banyak aplikasi server. Pada 3-tier architectur, client berisi presentasi logika saja, dimana
coding dan sumberdaya yang diperlukan oleh client lebih sedikit.
Jenis – Jenis Client Server.
1.
File server : adalah layanan yang menyediakan akses disk bersama, yaitu penyimpanan
file bersama.
2.
Database server : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan
server berupa pengolahan dan penyajian data berdasarkan perintah terstruktur (query) yang diberikan client.
3.
Server transaksi : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan
server berupa hasil sistem operasi dari sekelompok perintah terstruktur yang
diberikan client.
4.
Groupware server : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan
server adalah penyimpanan,
pengelolaan dan penyebaran informasi
antar pengguna dalam
jaringan, misalnya teks, gambar, surat dan ruang diskusi
jaringan, misalnya teks, gambar, surat dan ruang diskusi
5.
Server Objek : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan server
berbentuk objek. Dalam jaringan ini, client dan server berkomunikasi melalui
objek-objek yang dimiliki client dan server.
6.
Web Server : adalah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan server
berupa pengelolaan dan pemakaian bersama dokumen-dokumen yang saling terhubung.
Kelebihan Client Server
1.
Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih terkontrol karena terdapat
administrator jaringan.
2.
Pengaksesan data lebih tinggi karena penyediaan dan pengelolaan fasilitas
jaringan dilakukan oleh komputer server. Dan komputer server tidak terbebani
dengan tugas lain sebagai Workstation.
3.
Sistem backup data lebih baik, karena backup data dapat dilakukan terpusat
di komputer server. Apabila data pada komputer client/Workstation mengalami
masalah atau kerusakan masih tersedia backup pada komputer server
Kekurangan
Client Server
1.
Biaya mahal karena menggunakan komputer yang memiliki kemampuan tinggi yang
bertugas sebagai server.
2.
Apabila komputer server mengalami gangguan maka jaringan akan terganggu.
B. Peer
to Peer (P2P)
Peer to Peer (P2P) adalah model jaringan alternatif
dari model client-server. Pada sistem P2P menggunakan model
desentralisasi dimana setiap komputer dapat berperan sebagai client dan server
pada waktu yang bersamaan. Syarat untuk Peer to Peer (P2P) di internet adalah
tersedianya sebuah koneksi software P2P. Contoh software P2P antara lain adalah BearShare, Kazaa, Morpheus dan Limewire.
Peer to peer menggunakan model terdesentralisasi dimana
setiap komputer di istilahkan sebagai ‘peer’. Dimana setiap peer dapat
berfungsi sebagai client maupun server dalam waktu bersamaan. Setiap peer mampu
melakukan permintaan (request) ke
peer lainnya, dan pada waktu yang bersamaan merespon permintaan yang dari peer lainya
pada jaringan. Hal ini berbeda dengan model jaringan client-server dimana cleint
hanya mengirim permintaan ke server dan menunggu balasan dari server. Selai itu
P2P memiliki karakteristik lain, yaitu kemampuan yang diistilahkan fault-tolerance. Ketika sebuah peer
mengalami masalah atau terputus dari jaringan, aplikasi P2P akan melanjutkan
dengan menggunakan peer lain.
Klasifikasi
Jaringan Peer to Peer (P2P)
Jaringan P2P bisa diklasifikasi menjadi dua tipe yaitu
jaringan P2P murni dan jaringan P2P hibrid. Pada jaringan P2P murni, semua peer
yang berpartisipasi sama, dan setiap peer memainkan peran client dan server. Sistem
tidak bergantung pada server pusat untuk membatu pengendalian, koordinasi, atau
menangani pertukaran data antar peer. Contoh layanan yang mengunakan model P2P murni adalah Gnutella dan Freenet.
Pada jaringan P2P hibrid, terdapat server pusat untuk
menjalankan beberapa fungsi administratif untuk memfasilitasi layanan P2P. Contohnya
adalah dalam Napster, sebuah server membantu peer untuk “mencari file tertentu dan
menginisiasi transfer langsung antara client”. Hanya sebuah katalog ketersediaan
file saja yang disimpan pada server, sementara file sebenarnya bersebaran di
setiap peer pada jaringan. Contoh lainnya adalah BiTorrent (BT), dimana server
pusat diberi nama “tracker” membantu mengkoordinasi
komunikasi antar peer BT untuk menyelesaikan proses pengunduhan.
Perbedaan utama antara dua tipe jaringan P2P adalah jika
jaringan P2P hibrid memiliki sebuah server pusat yang melakukan beberapa
fungsi administratif, sementara dalam jaringan P2P murni tidak ada yang namanya server pusat. Dibandingkan arsitektur P2P hibrid, arsitektur P2P murni
lebih sederhana dan memiliki fault
tolernace yang lebih tinggi. Namun disisi lain P2P hibrid memerlukan lebih
sedikit sumberdaya jaringan dan lebih scalable dari P2P murni.
Kelebihan
jaringan Peer to Peer (P2P)
1.
Semua komputer yang terhubung dengan jaringan memiliki hak yang sama
2.
Biaya lebih murah karena tidak memerlukan adanya sebuah komputer server.
3.
Kelancaran jaringan tidak bergantung pada komputer server.
Kekurangan
Jaringan Peer to Peer (P2P)
1.
Pemecahan masalah jaringan lebih rumit, karena pada tipe jaringan P2P
setiap komputer yang terhubung memungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi
yang ada.
2.
Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing peer, sehingga
keamanan pada jaringan P2P lebih rentan.
3.
Data tersebar pada masing – masing peer, maka backup data harus dilakukan
pada masing – masing peer.
Referensi
http://ufdcimages.uflib.ufl.edu/UF/E0/04/66/37/00001/ST_JUSTE_P.pdf
MADCOMS.2010. Sistem Jaringan Komputer untuk Pemula. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar